Jejak Intelektual Iwa Kusumasumantri dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Latar Belakang dan Pendidikan

Iwa Kusumasumantri adalah tokoh pergerakan nasional, intelektual, pengacara, menteri, dan akademisi yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Lahir di Ciamis dari keluarga priyayi Sunda, Iwa tumbuh dalam lingkungan yang menekankan pendidikan dan nilai moral. Ia dikenal sebagai sosok yang konsisten memperjuangkan keadilan sosial melalui jalur hukum, pendidikan, dan politik.

Ia menempuh pendidikan hukum di Rechtsschool Batavia dan melanjutkan ke Universitas Leiden di Belanda, serta sempat belajar di Komunis Universiteit di Moskow. Ia aktif dalam Perhimpunan Indonesia, organisasi mahasiswa yang berperan besar dalam membangun kesadaran kemerdekaan bangsa.

Kiprahnya di Indonesia sebagai pengacara buruh dan penulis membuatnya ditangkap Belanda dan dibuang ke Boven Digoel selama lebih dari satu dekade. Setelah proklamasi, ia diangkat sebagai Menteri Kemakmuran dalam kabinet pertama Republik Indonesia dan berperan dalam penyusunan UUD 1945 sebagai anggota PPKI. Ia juga pernah menjadi Menteri PertahananRektor pertama Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.

Pendidikan Tinggi di Luar Negeri

Pada tahun 1922, Iwa memperoleh beasiswa ke Universitas Leiden, Belanda, dan menyelesaikan studinya dengan gelar Meester in de Rechten (Mr.) pada tahun 1925. Di Belanda, ia aktif di Perhimpunan Indonesia, sebuah organisasi mahasiswa Indonesia yang memainkan peran penting dalam menyuarakan kemerdekaan Indonesia secara internasional.

Setelah dari Belanda, ia melanjutkan studi ke Komunis Universiteit Toilers of the East (KUTV) di Moskow, Uni Soviet. Di sana, Iwa mendalami teori Marxisme dan sempat menikah dengan perempuan Rusia bernama Anna Ivanovna, meskipun akhirnya ia meninggalkan Uni Soviet karena kecewa terhadap penyimpangan ideologis Stalinisme.

Aktivisme dan Pengasingan

Sekembalinya ke Indonesia, Iwa aktif dalam gerakan buruh dan menjadi pengacara di Medan. Ia mendirikan surat kabar Matahari Indonesia dan terlibat dalam gerakan Organisasi Buruh Listrik dan Minyak (ORBLOM) serta Motoris Indonesia, yang memperjuangkan hak-hak buruh.

Akibat aktivitasnya yang dianggap subversif oleh pemerintah kolonial Belanda, ia ditangkap tahun 1929 dan diasingkan ke Boven Digoel di Papua. Di masa pengasingan ini, Iwa semakin memperdalam gagasan-gagasan politik dan sosialnya, serta membangun hubungan dengan tokoh pergerakan lain seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir.

Peran dalam Kemerdekaan

Setelah Jepang menduduki Indonesia dan membebaskan para tahanan politik, Iwa kembali aktif dalam dunia pendidikan dan pergerakan. Pada masa persiapan kemerdekaan, ia menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan berperan dalam penyusunan UUD 1945. Ia juga mengusulkan istilah “Proklamasi” sebagai bentuk pernyataan kemerdekaan Indonesia.

Pada 19 Agustus 1945, Iwa diangkat menjadi Menteri Kemakmuran dalam kabinet pertama Republik Indonesia.

Menteri Pertahanan

Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo (1953–1955), Iwa menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Gagasannya mengenai reformasi angkatan bersenjata sempat memicu resistensi, dan ia kembali dituduh terlibat dalam kelompok kiri. Meski begitu, ia menyangkal keterlibatan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Presiden Soekarno membela Iwa sebagai tokoh nasionalis sejati.

Peran Akademik dan Intelektual

Setelah tidak lagi menjabat di pemerintahan, Iwa aktif sebagai akademisi dan dilantik sebagai Rektor pertama Universitas Padjadjaran (Unpad) di Bandung pada tahun 1957. Ia juga menjadi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada 1961 serta menjabat di Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Iwa dikenal sebagai penulis produktif. Karyanya meliputi tema-tema hukum, sejarah perjuangan, hingga filsafat politik. Beberapa karya pentingnya antara lain:

  • Revolusionalisasi Hukum di Indonesia (1958)
  • Pokok-pokok Ilmu Politik (1964)
  • Sejarah Revolusi Indonesia (trilogi)

 Akhir Hayat dan Pengakuan

Iwa Kusumasumantri wafat di Jakarta pada 27 November 1971. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak. Pada tanggal 6 November 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia atas jasa dan dedikasinya bagi bangsa.

Daftar Sumber Referensi

  1. Museum Universitas Padjadjaran – “Prof. Mr. Iwa Koeseoemasoemantri, S.H.”
    https://museum.unpad.ac.id/rektor/prof-mr-iwa-koesoemasoemantri-s-h
  2. Kompas.com – “Iwa Kusumasumantri: Masa Muda, Kiprah, dan Perjuangan”
    https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/22/170000879/iwa-kusumasumantri–masa-muda-kiprah-dan-perjuangan
  3. Ensiklopedia Tokoh Nasional Indonesia – (Kemdikbud)
    https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Iwa_Kusuma_Sumantri
  4. Tempo.co – “Profil Iwa Kusumasumantri, Rektor Unpad Pertama”
    https://www.tempo.co/politik/profil-iwa-kusumasumantri-rektor-unpad-pertama-pernah-dituduh-komunis-sampai-jabat-beberapa-posisi-menteri
  5. Wikipedia Bahasa Indonesia & Inggris – “Iwa Kusumasumantri”
    https://id.wikipedia.org/wiki/Iwa_Kusumasumantri
    https://en.wikipedia.org/wiki/Iwa_Koesoemasoemantri
  6. IKPNI.or.id – Profil Pahlawan Nasional
    https://ikpni.or.id/pahlawan/iwa-kusuma-sumantri-prof-mr-r-h

Written By :

Category :

Wanoh Ka Tokoh

Posted On :

Share This :