CIKAHURIPAN | Potensi Alam di Desa Margajaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis
Diujung sebelah utara Desa Margajaya yang berbatasan dengan Desa Margaharja, tepatnya di Dusun Margaluyu yang berbatasan dengan Desa Tanjungsari dan Desa Margaharja terdapat sebuah bukit yang sangat rimbun, dipenuhi pehon-pohon besar yang masih terjaga. Bukit tersebut dikenal dengan “Pasir Cikahuripan”. Bukit Cikahuripan hanya berjarak sekitar 2,2 km dari Balai Desa Margajaya dengan waktu tempuh sekitar 10 menit menggunakan roda dua. Kendaraan hanya bisa sampai ke pinggir pesawahan Cikahuripan. Setelah itu kita harus berjalan kaki sekitar 300 meter untuk menuju bukit. Sekitar 200 meter ke sebelah barat terdapat beberapa situs keramat bernama Situs Ringguy, Domas dan Tenjoherang, area ini masih ada dalam satu hamparan perbukitan bekas desa kuno yaitu Bangkelung.

Diatas bukit terdapat mata air keramat bernama “Sumur Cikahuripan”. Debit air yang dikeluarkan sangat banyak sehingga air tersebut akan mengalir terus menerus keluar hingga jatuh ke sungai. Air yang keluar sangat jernih dan dingin. Menurut Nanang (40) selaku Kepala Dusun Margaluyu, konon penamannya karena sejak dulu air dari bukit itu tidak pernah surut bahkan saat kemarau panjang sekalipun sehingga memberikan “hurip” atau kehidupan kepada warga sekitar, maka bernama Ci-kahuripan. (12/12/2022)
Lokasi sumur tempat keluarnya mata air sangat dikeramatkan oleh warga sekitar, bahkan hanya ada satu, dua orang yang berani kesana diantaranya Bapak Usen (Dace) dan Bapak Warman, bahkan mereka memanfaatkan air tersebut untuk digunakan mengairi sawah dan kolam. Setelah mendapat informasi yang cukup maka kami melakukan penelusuran langsung ke lokasi bersama Bapak Nanang (Kepala Dusun Margaluyu) dan Bapak Warman. Didalam area Cikahuripan terdapat dua sumur, pertama sumur baru buatan warga yang berjarak sekitar 100 meter dari pinggir area bukit Cikahuripan. Vegetasi didalamnya yaitu pohon aren, pohon rotan, pohon bubuay, dan bambu. Jalan menuju sumur menanjak dan dipenuhi bebatuan besar dan kecil. sumur baru atau kulah tersebut sengaja dibuat untuk menampung mata air yang dianggap rembesan dari sumur pusaka, lalu dialirkan untuk mengairi kolam dan kebun milik Bapak Warman.

Kedua adalah sumur pusaka yang jaraknya juga sekitar 100 meter dari sumur buatan. Medannya cukup terjal menyusuri tebing dan rimbunan bambu yang sangat lebat. Di sumur pusaka tidak ditemukan struktur batuan, hanya dikelilingi tanah, bahkan mengalami pendangkalan karena sedimentasi dari lumpur yang longsor dari bukit diatasnya. Hanya terdapat satu pipa yang terpasang, pipa itu adalah milik Bapak Usen (Dace) yang memanfaatkan air dari sumur pusaka untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain dimanfaatkan untuk pertanian mata air Cikahuripan kini dimanfaatkan untuk memasak dan minum. Beberapa pengguna air percaya bahwa air ini menjadi perantara untuk mendatangkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Nanang menjelaskan jika dulu pernah ada dari intansi bidang sumber mineral namun ia lupa nama intansinya yang memeriksa kandungan mineral dalam air dari sumur Cikahuripan. Hasil penelitian mengatakan bahwa kandungan mineral dari air tersebut sangat bagus dan cocok untuk dikonsumsi. Namun hingga kini belum ada program pembangunan sumber mata air dari intansi manapun yang ditujukan kesana. Barulah di tahun 2022 ini Pemerintah Desa Margajaya menganggarkan pembangunan dari Dana Desa yang digunakan untuk membangun Jalan Usaha Tani (JUT) dan telah terealisasi tahun 2023 ini.
Beberapa tahun ke belakang banyak orang yang pergi ke bukit Cikahuripan, tidak jarang dari mereka yang menginap bermalam-malam untuk “bertapa” di sumur Cikahuripan. Lalu mereka mengambil air dari sumur kedalam botol untuk dibawa pulang karena dipercaya memiliki sejumlah khasiat. Beberapa pengunjung ke Cikahuripan diantaranya dari Garut, Kuningan, Cirebon dan beberapa pengunjung lokal. Menurut Karman (78) Konon dulu bukit Cikahuripan adalah sebuah pemukiman, di wilayah Desa Bangkelung dan sumur itu satu-satunya sumber mata air yang ada namun seiringnya waktu pemukiman itu ditinggalkan. Berdasarkan keterangan dari Bapak Karman suatu saat nanti jika wilayah Margaluyu dan sebagian Margaharja kekeringan maka sumur Cikahuripan satu-satunya sumber mata air yang tersisa. (12/12/2022) Iwang R Aditya (35), ketua Tim Penggiat Sejarah Sukadana berpendapat bahwa area ini berpotensi menjadi sumber air penduduk, wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. Hal tersebut dapat memberikan dampak positif kepada warga sekitar. Cikahuripan sendiri sudah masuk dalam database situs yang dimuat dalam buku “Ciamis kota 1000 Situs” dengan nama “Situs Mata Air Keramat Cikahuripan”. (12/12/2022). Situs Keramat Cikahuripan akan selalu memberi rasa pensaran yang menarik untuk diguar dengan segala legenda didalamnya dan menjadi harapan hidup untuk suatu saat kelak.

Penulis: Ahmad Rizky Fauzi
Penelusur: Iwang R. Aditya, Ahmad R. Fauzi, Yudi Pauzian, Nanang (Kadus Margaluyu), Tulus Ramdhani, Sesepuh setempat